Selasa, 24 Juli 2018, bertempat di Kampus Universitas Bakrie dilakukan pertemuan antara Tim Puslitbang BSN dengan Pengurus P3FNI. Pertemuan ini dilatarbelakangi adanya keinginan BSN untuk melakukan pengembangan standar nasional terhadap Pangan Fungsional. Langkah ini tentu tidak bisa dikerjakan sendiri dan membutuhkan kerjasama dari berbagai elemen terkait. BSN kemudian memulai langkah dengan melakukan audiensi dengan P3FNI sebagai satu satunya asosiasi profesi di Indonesia yang bergerak pada Pangan Fungsional.
Pertemuan diawali dengan diskusi mengenai definisi dari Pangan Fungsional. “Sampai saat ini definisi pangan fungsional di Indonesia masih belum final, namun demikian P3FNI telah menginisiasi FGD untuk menyepakati definisi dan hal hal terkait pangan Fungsional”, papar Prof. Hany selaku ketua P3FNI. “FGD yang telah dilakukan P3FNI sebagai langkah awal untuk mempertemukan para pihak yang terlibat dalam pengembangan pangan fungsional di Indonesia”, lanjut Dr Ardiansyah selaku Sekjen P3FNI.
Diskusi kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai standard bahan baku, proses, metode pengujian hingga produk yang bisa diklasifikasikan sebagai Pangan Fungsional. Dengan berbagai potensi pangan yang ada di Indonesia, posisi dan peluang pengembangan dibidang Pangan Fungsional terbuka sangat luas.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, selanjutnya akan dilakukan FGD berikutnya dengan BSN sebagai tuan rumah. Kegiatan FGD lanjutan ini diharapkan dapat mempertajam FGD yang telah diinisiasi oleh P3FNI, di mana kembali akan mempertemukan para pihak yang terkait sehingga bisa menghasilkan kesepakatan tentang definisi yang harmonis tentang Pangan Fungsional, khususnya di Indonesia.